1. Bersikap Baik dan Positif
SEMUA anak bisa belajar! Semua anak bisa belajar selama strategi
pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
belajar mereka. Sebagai guru, Anda berperan dalam mendukung pembelajaran
semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus. Pelajarilah karakter
mereka, misalnya dengan menanyakan pada orang tua tentang kebiasaan
anak, latar belakang pembelajaran anak, dll. Setiap anak memiliki
karakter yang berbeda-berbeda maka siapkan strategi yang paling sesuai
dengan mereka. Bersikap baik dan positif serta memberi semangat perlu
juga dilakukan agar Anda mudah beradaptasi dengan mereka.
Sebagian anak berkebutuhan khusus cenderung rendah diri. Hal ini
mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran anak. Motivasi dari
lingkungan sangat diperlukan termasuk dukungan dari guru untuk
meyakinkan bahwa mereka mampu. Beri kesempatan anak untuk berpartisipasi
dalam pembelajaran kemudian berikan tanggapan positif dan pujian atas
setiap usaha serta keberhasilan yang mereka capai. Tanggapan negatif
seperti cercaan dan ejekan dapat menurunkan minat belajar anak. Dalam
hal ini guru dapat menjadi panutan bagi anak-anak lain agar melakukan
hal yang benar.
Anak-anak dapat menjadi agresif dan berperilaku negatif apabila merasa
tidak dipahami atau merasa takut dengan tugas atau pertanyaan yang bagi
mereka terlalu sulit. Jika anak bersikap demikian maka alihkanlah
perasaan negatif mereka tersebut, misalnya dengan melakukan kegiatan
yang menyenangkan hati anak.
2. Gunakan Setting Kelas yang Sesuai
Seting kelas berbentuk huruf “U” lebih dianjurkan daripada bentuk
berjajar (teater). Selain berguna untuk memberi ruang gerak bagi
anak-anak pengguna kursi roda, seting U juga mempermudah kontak mata
guru dengan anak-anak yang memiliki hambatan pendengaran seperti
penyandang tunarungu dan mempermudah anak penyandang tunanetra untuk
mendengarkan penjelasan guru dengan lebih baik. Lebih lanjut, posisi
duduk anak-anak penyandang tunanetra dan tunarungu perlu diatur dengan
memperhatikan kemudahan interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa
serta antar siswa.
Selain seting kelas U, Anda juga dapat menggunakan seting kelas lain
sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang akan Anda dan anak-anak
lakukan. Gunakan seting kelompok jika kegiatan pembelajaran membutuhan
diskusi antar siswa. Pembelajaran juga dapat berlangsung tanpa meja dan
kursi, misalnya ketika Anda ingin menggunakan cerita atau permainan
dalam kegiatan pembelajaran. Anak-anak dapat dengan leluasa duduk di
lantai dengan alas karpet/tikar. Pembelajaran di luar kelas sesekali
juga perlu dilakukan.
Perubahan kelas menjadikan pembelajaran tidak monoton atau membosankan baik bagi Anda maupun bagi anak-anak!
3. Bicaralah yang Jelas dengan Posisi Wajah Menghadap Siswa
Sebagian besar anak berkebutuhan khusus hanya membutuhkan pengajaran
yang baik, jelas, dan aksesibel. Sangatlah penting bagi guru di sekolah
inklusif untuk berhadapan dengan anak ketika mengajar dan memberikan
pemahaman pada mereka.
Biarkan anak berkebutuhan khusus duduk di barisan depan agar mereka
dapat melihat guru dan penjelasan yang tertulis di papan tulis dengan
lebih baik. Dengan duduk di barisan depan, anak berkebutuhan khusus juga
dapat mendengarkan penjelasan guru dengan lebih fokus dan dapat
membantu peningkatan rentang perhatian mereka terhadap pembelajaran yang
berlangsung.
Pastikan posisi anak berkebutuhan khusus berada di dekat posisi Anda
terutama saat melakukan kegiatan belajar di luar kelas. Hal ini dapat
mempermudah Anda memperhatikan kebutuhan anak.
Petunjuk: Sangat tidak dianjurkan untuk berbicara sambil menulis di papan tulis karena punggung Anda membelakangi anak dan mempersulit mereka untuk mendengar penjelasan Anda! Hindari berbicara sambil menulis di papan tulis karena anak sulit untuk mendengar penjelasan dan membaca mimik wajah Anda apabila punggung Anda membelakangi mereka.
4. Manfaatkan Semua Metode Komunikasi
Kembangkan kemampuan komunikasi Anda guna merespon kapasitas daya ingat
(memori) anak yang berbeda-beda, baik memori visual, audio, maupun
kinetik. Masing-masing anak menggunakan ketiga memori tersebut dalam
menyerap pembelajaran. Sebagian anak lebih bergantung pada memori
visualnya sehingga mereka lebih mudah mengingat informasi yang terlihat
(misal, melalui gambar, diagram, tulisan di papan tulis, dll). Sebagian
lainnya lebih bergantung pada memori audio sehingga mereka lebih mudah
mengingat informasi yang didengar (misalnya penjelasan oral, lagu,
pelafalan, dll). Sedangkan yang lainnya bergantung pada memori kinetik
sehingga mereka lebih mudah mengingat apa yang mereka lakukan atau apa
yang pernah mereka praktekan.
Perlu diingat bahwa hal yang tidak bisa dilihat oleh anak tetap dapat
mereka dengar dan/atau sentuh. Hal yang tidak bisa mereka dengar, dapat
mereka lihat! Oleh karena itu rencanakan pengajaran kelas yang sesuai
dengan karakter komunikasi dan kapasitas daya ingat anak.
Pelajari dasar-dasar ketrampilan khusus seperti baca tulis Braille dan
bahasa isyarat dari guru SLB yang dapat membantu Anda melakukan
komunikasi dasar dengan anak. Pelajari dan praktekan beberapa kata dalam
bahasa isyarat bersama-sama dengan semua anak di kelas!
Petunjuk: Setiap anak belajar dengan cara yang berbeda-beda. Oleh karena itu dengan menerapkan berbagai metode komunikasi dalam pembelajaran berarti Anda telah mengakomodasi pembelajaran bagi semua anak!
5. Gunakan Strategi Pengajaran yang Efisien
Penggunaan strategi pengajaran yang efisien merupakan sebuah prinsip
yang ditekankan dalan Standar Proses Pendidikan Nasional (Proses
pembelajaran harus PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan). Strategi pengajaran untuk anak berkebutuhan
khusus oleh Swanson HL (1999)
- Urutan. Pilih materi yang akan diajarkan sertai dengan langkah-langkah petunjuk dan instruksi yang sederhana dan jelas.
- Pengulangan dan umpan balik. Adakan ujian kemampuan harian, pengulangan praktek, dan berilah umpan balik dan tanggapan dengan cara yang positif.
- Mulai dari Hal-hal kecil dan rangkaikan. Susunlah terget keberhasilan anak ke dalam unit-unit atau perilaku-perilaku kecil, kemudian rangkaikan unit-unit target keberhasilan tersebut menjadi satu kesatuan.
- Kurangi tingkat kesulitan. Urutkan materi dari yang paling mudah ke yang paling sulit, dan gunakan petunjuk sederhana seperlunya.
- Bertanya. Gunakan kalimat pertanyaan terkait proses atau pertanyaan yang sesuai dengan pokok bahasan.
- Grafis. Utamakan penggunaan gambar atau media bergambar lainnya.
- Kerja kelompok. Berikan petunjuk atau panduan pada siswa dalam kelompok-kelompok kecil sehingga memungkinkan terjadinya kerjasama antara mereka.
- Bantuan bagi guru dan keterlibatan teman sebaya. Manfaatkanlah pekerjaan rumah (PR), orang tua dan orang lain di sekitar anak untuk membantu pengajaran anda.
Petunjuk 1: Berilah waktu yang cukup bagi anak untuk menjawab! Rata-rata mereka memerlukan waktu lebih dari 30 detik guna membahasakan jawaban mereka.Petunjuk 2: Gunakanlah kalimat singkat dan sederhana! Advertiser
6. Utamakan Dukungan Teman Sebaya
Pasangkan anak berkebutuhan khusus dengan anak non berkebutuhan khusus
guna membantu atau mendampingi mereka dalam kegiatan sehari-hari
misalnya, mengantar ke kamar mandi, membeli makanan, bermain bersama
saat istirahat, dan sebagainya. Strategi ini sekaligus merupakan
pembelajaran hidup yang berharga bagi anak non berkebutuhan khusus.
Jelaskan pada anak non berkebutuhan khusus bahwa mereka berperan dalam
mencegah terjadinya gangguan atau intimidasi terhadap teman mereka yang
berkebutuhan khusus. Sesekali berikan waktu bagi anak-anak untuk saling
bekerjasama dalam belajar. Terkadang penjelasan dari teman sebaya lebih
efektif dibandingkan dari guru sebab anak-anak dapat mengutarakan
pemahaman dari cara pandang mereka dan dengan penggunaan bahasa yang
sederhana.
Kegiatan ini merupakan pembelajaran bagi anak-anak agar memiliki rasa tanggung jawab
7. Manfaatkan Materi Pengajaran yang Ada dengan Sebaik Mungkin
Menjadi anak berkebutuhan khusus tidak selalu memerlukan buku belajar
yang khusus pula. Sebagian besar anak berkebutuhan khusus dapat
mengikuti materi pembelajaran yang sama jika disertai dengan adaptasi
yang sesuai seperti buku cetak dengan huruf yang lebih besar, buku
dengan teks yang dibacakan, tugas yang sama namun lebih terperinci, dsb.
Selain itu berkreasilah dan gunakan sumber media belajar sederhana yang
terdapat disekitar Anda (misalnya, tanaman di lingkungan sekolah,
lidi/ranting kayu untuk berhitung, gambar-gambar dari majalah bekas,
kartu bergambar, dll.)
Namun pertimbangkan juga apabila memungkinkan bagi sekolah untuk membeli
beberapa media belajar khusus seperti lensa pembesar, riglet dan stylus
(alat tulis Braille), balok-balok, bentuk-bentuk geometris, dll.
Petunjuk: Rencanakan pengajaran kelas untuk semua anak sejak jauh hari dan pastikan Anda telah mempersiapkan semua materi dan media belajar yang dibutuhkan.
8. Beri Penjelasan pada Semua Anak Mengenai Disabilitas
Jelaskan kepada murid-murid Anda mengenai beberapa jenis disabilitas
terutama yang mungkin ditemukan di sekolah atau di sekitar tempat
tinggal mereka. Jelaskan pada murid-murid bahwa disabilitas dapat
disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, keturunan, dsb dan tidak menular,
misalnya infeksi pada mata atau telinga yang dapat menyebabkan hambatan
pada anak untuk melihat atau mendengar.
Salah satu cara untuk menjelaskan hal ini dengan efektif adalah dengan
mengundang seorang penyandang disabilitas (dewasa) untuk mengunjungi
kelas dan berbicara pada murid-murid Anda. Penyandang disabilitas yang
sudah dewasa dapat pula dijadikan panutan bagi anak berkebutuhan khusus.
Dengan demikian anak berkebutuhan khusus dapat termotivasi untuk meraih
masa depan yang positif dimana mereka terlibat aktif dalam kehidupan
bermasyarakat.
Ingat, sangatlah penting baik bagi anak-anak maupun orang dewasa untuk mengetahui dan memandang positif kemampuan yang ada pada penyandang disabilitas.
9. Buatlah Kelas Anda Seaksesibel Mungkin
Pikirkanlah mengenai strategi aksesibilitas yang sederhana dan hemat
biaya seperti merendahkan posisi papan tulis sehingga anak pengguna
kursi roda juga dapat menulis di papan tulis. Beri jarak untuk ruang
gerak kursi roda. Letakan benda-benda yang dibutuhkan anak di tempat
yang sama setiap harinya sehingga mudah untuk ditemukan. Gunakan
warna-warna cerah untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan
aksesibel. Gunakan gorden atau dekorasi dinding dari bahan tekstil untuk
mengurangi kegaduhan. Terapkan kodifikasi warna yang berbeda-beda bagi
setiap kelas guna memudahkan orientasi bagi anak penyandang low vision
dan juga anak dengan hambatan perkembangan mental.
Penggunaan warna-warna kontras tidak hanya bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus tetapi sekaligus menjadikan sekolah yang menyenangkan bagi semua!
10. Berbagilah Pengalaman
Bagilah pengalaman, tantangan, dan praktek strategi pengajaran efektif,
dan juga sumber daya yang anda miliki dengan guru atau sekolah lain.
Jangan lupa informasikan perkembangan belajar anak melalui laporan
tertulis dan lisan kepada orang tua anak. Laporkan kepada kepala sekolah
mengenai kebutuhan anak terkait aksesibilitas, materi belajar, dll.
Bagi juga pengalaman anda dengan masyarakat sekitar, mungkin saja mereka
memiliki sumber daya yang dapat mendukung pengajaran anda.
Demikianlah uraian tentang 10 Saran Praktis Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Semoga dapat bermanfaat.
thanks atas infonya aufa..
BalasHapus